Intro

Posted On Jumat, Mei 08, 2009 by Anonim |

"Mengapa tidak Engkau lakukan saja dengan tanganMu sendiri?!", tanya Bebo dengan ketusnya. "Jika demikian, lalu untuk apa Aku datang kepadamu?! Hanya demi menyaksikanmu semakin tak berguna?!", yang ditanya pun balik menghardik.




[20 tahun sebelumnya]

"Ya Tuhan... matikan aku saat ini... selagi aku masih bisa memujaMu...", pinta Bebo dalam doanya yang khusuk. Tak lama berselang, terdengar suara-suara petir yang menggelegar saling sahut-menyahut, diiringi dengan bunyi rintik-rintik gerimis hujan beserta angin kencang yang seakan-akan hendak menyibakkan setiap atap rumah.

Entah bagaimana, terdengar pula bisikan suara ghaib dalam alam pikiran Bebo, "Tidak Bebo... kau tidak akan mati saat ini, sebab kau akan hidup lebih lama daripada yang kau kira...", suara ghaib itu perlahan-lahan mulai menghilang.

"Baiklah, jika demikian kehendakMu, maka apa dayaku yang sanggup menentangMu? Sebagai gantinya... aku mohon... berikanlah aku kebijaksanaanMu", pinta Bebo melanjutkan doanya yang tadi sempat terputus. Seketika itu pula, gerimis pun berhenti.




[Beberapa bulan yang lalu dari waktu sekarang ini]

"Hampir setiap hari Aku mendengar mereka berdoa dan meminta pengampunan. Sudikah kau membantuKu, Bebo? Pertemukan mereka ke hadapanKu", bisikNya dengan lembut.

"Bukankah Engkau sedang sibuk mengurusi segala macam permainanMu? Lagipula aku sudah lama sekali tidak selera berurusan denganMu. Carilah orang yang lain saja, jangan aku! Apakah mataMu sudah mulai rabun? Aku bahkan tidak pernah suka berpakaian putih-putih!!!", umpat Bebo kepadaNya.

"Ada apa Bebo? Apakah kau masih ingin serupa denganKu? Meniru-niru Aku? Memaafkan dan mengampuni seperti Aku? Ingin menanggung segala bebanKu? Apakah dengan cara begitu lalu mereka akan memujamu seperti halnya mereka memujaKu? Ataukah justru yang terjadi adalah sebaliknya? Melecehkanmu dengan berbagai bentuk penghinaan dan cemoohan? Bukankah hanya Aku sajalah pemilik segala puja dan puji? Apakah kau juga bermaksud ingin merampas milikKu, seperti mereka yang telah merampas hak-hak darimu? Ketahuilah, bahwa tidak ada terang maupun gelap melainkan atas izinKu! Tidakkah kau sadari bahwa cahaya yang menerangi Bumi ini telah menempuh lapis-lapis kegelapan yang amat panjang? Tidakkah kau sadari pula bahwa terkadang cahaya terang begitu menyilaukan, sehingga mereka pun menutupi mata?", mendengar perkataanNya itu, tiba-tiba saja Bebo dilanda perasaan pusing yang amat hebat disertai pandangan mata yang berkunang-kunang.

Sambil memegang kepalanya yang berdenyut-denyut, dan dalam keadaan emosi yang begitu labilnya, Bebo yang menderita depresi menahun pun kemudian mengumpat sejadi-jadinya, "Aku tidak peduli!!! Mengapa pula segalanya harus tentang diriMu, tentang kehendakMu?! Persetan denganMu!!! Persetan dengan semuanya!!!"

"Wahai Bebo... Tidakkah kau mengerti bahwa selama ini Aku sedang membimbingmu, memberimu pengajaran, memberimu hikmah kebijaksanaan? Seperti yang telah kau pinta kepadaKu dalam doamu tempo dulu", kataNya memberi penghiburan.

"Mengapa Engkau mengingatkanku kepada hal-hal usang yang sudah lama aku lupakan?! Mengapa tidak Engkau binasakan saja aku semenjak dahulu kala?! Mengapa Engkau senantiasa menjebakku dan pula mempermainkanku?! Apakah Engkau kini berpura-pura tidak pernah mengingatnya?!", protes Bebo kepadaNya.



Bookmark and Share

0 Response to 'Intro'

Posting Komentar

Klik pada masing-masing judul artikel untuk membaca isi artikel selengkapnya....