Cinta, Kehidupan, dan Imajinasi

Posted On Minggu, Mei 10, 2009 by Anonim |

Cinta

"Pada mulanya adalah cinta. Lalu dengan cinta itu, Aku ciptakan Alam Semesta. Kemudian Aku ciptakan pula jantan dan betina, agar cinta mereka bersemi dan menumbuhkan kehidupan", kataNya kepada Bebo pada suatu kali.

Kehidupan

Kemudian Dia pun bertanya kepada Bebo, "Tahukah kau, bagaimanakah kehidupan di bumi ini bisa tercipta?"

"Hanya Engkau yang Maha Mengetahui tentang segalanya, dan aku tidak mengetahui apa-apa melainkan hanya sedikit saja", jawab Bebo atas pertanyaanNya itu.

"Benih yang hidup hanya akan tumbuh di dalam rahim yang hidup", Dia melanjutkan lagi penjelasanNya kepada Bebo.

"Apa maksudMu dengan benih dan rahim yang hidup itu?", tanya Bebo.

"Tidakkah kau perhatikan bagaimana Aku telah menurunkan air hujan sehingga tanah yang tandus menjadi tanah yang subur? Tidakkah kau perhatikan pula bagaimana sebagian benih yang tertanam di dalam tanah yang subur itu kemudian perlahan-lahan mulai tumbuh? Lalu dari masing-masing benih yang tumbuh itu, Aku ciptakan tanaman jantan dan tanaman betina. Setelah mereka tumbuh menjadi dewasa, si jantan membuahi si betina, kemudian mereka pun bereproduksi dan terciptalah benih-benih baru. Ada pula beberapa jenis tanaman yang dapat bereproduksi dari dirinya sendiri, yang demikian itu terjadi pula atas kehendakKu. Kemudian sebagian dari benih-benih tersebut akan tumbuh kembali menjadi generasi berikutnya pada tanah yang subur. Begitulah hingga seterusnya serta seperti itu pula Aku menetapkan daur kehidupan bagi hewan dan manusia", jawabNya secara sederhana, singkat, dan padat.

"Hmmm.... benih tumbuh pada tanah yang hidup... si jantan membuahi si betina... benih yang hidup hanya akan tumbuh di dalam rahim yang hidup... sepertinya aku mulai bisa mengerti...", pikir Bebo dalam benaknya.

"Itu pun belum menjelaskan tentang semuanya, Bebo. Masih banyak hal lain yang belum kau pahami", komentarNya terhadap apa-apa yang baru saja disimpulkan oleh Bebo di dalam pikirannya.

"Apa sajakah itu, wahai Sang Pencipta Kehidupan?", tanya Bebo yang semakin antusias dan bersemangat.

"Aku telah menciptakan beberapa manusia dengan kemampuan berimajinasi yang sungguh luar biasa. Dan bahkan beberapa di antara mereka telah mampu mewujudkan imajinasi mereka ke dalam kehidupan nyata", kataNya yang kini membuat Bebo semakin penasaran.

Imajinasi

"Semakin lama aku semakin merasa bingung...", celetuk Bebo sambil mengerutkan dahinya.

"Wahai Bebo, orang yang tidak pernah binggung adalah orang yang tidak pernah mengerti, dan orang yang tidak pernah bertanya adalah orang yang tidak pernah mengetahui. Hanya orang bodoh sajalah yang tidak pernah ragu, dan hanya orang yang pengecut sajalah yang tidak pernah gagal", balasNya.

"Apakah mungkin kelak manusia dapat merekayasa kehidupan?", tanya Bebo memberanikan diri.

"Tidak ada yang tidak mungkin bagiKu! Jika Aku menghendaki, maka apapun bisa terjadi. Dan itu memang terjadi! Walau masih dalam ruang lingkup dan skala yang kecil, namun manusia memang bisa merekayasa kehidupan!", jawabNya.

"Dan kelak mereka akan hidup menyebar dalam Alam Semesta yang Maha Luas ini, menyebar laksana virus-virus yang keluar dari sel inangnya menuju ke sel yang lainnya", lanjutNya kemudian.

LanjutNya lagi, "Dan Aku telah membangkitkan imajinasi ke dalam pikiran manusia, sehingga mereka merasa lebih pintar daripada yang lainnya, merasa lebih pintar daripada sel-sel yang bahkan mampu membentuk diri manusia itu sendiri".

"Apakah itu berarti bahwa bukan hanya manusia saja yang dapat berpikir?", tanya Bebo kembali.

"Semua memiliki pikirannya masing-masing, bukan hanya sebatas manusia saja. Kecerdasan tidaklah selalu berhubungan dengan syaraf dan volume otak. Tanaman dan hewan pun mampu berpikir. Dari zat yang sekecil atom hingga yang seluas Alam Semesta ini pun telah Aku ciptakan dengan dasar pondasi pikirannya masing-masing. Dan Aku-lah yang telah memberikan imajinasi ke dalam pikiran manusia. Sehingga mereka pun berimajinasi serta merasa paling pintar, merasa paling benar, dan merasa paling istimewa daripada yang lainnya. Mereka berimajinasi tentang bagaimana semua ini berawal, dan bagaimana semua ini akan berakhir. Mereka pun bahkan berimajinasi tentang wujudKu, nama-namaKu, dan berapa jumlahKu", kataNya menjelaskan.

"Lalu, agama yang manakah yang benar?", tanya Bebo ragu-ragu.

"Apakah kau masih juga tidak mengerti? Siapakah gerangan manusia sehingga mereka pantas dibenarkan? Mereka berimajinasi sebagai Muslim, Protestan, Katholik, Yahudi, Buddha, Hindhu, maupun berimajinasi sebagai pengikut aliran-aliran kepercayaan lainnya. Tidakkah tampak jelas bagimu? Setiap manusia memiliki imajinasinya masing-masing, dan termasuk pula terhadap mereka yang berimajinasi bahwa kebenaran hanyalah dimiliki oleh kelompok kecil dari mereka sendiri. Dan sekali lagi, apakah kau masih juga tidak mengerti?", tanyaNya sambil menguji nalar Bebo.


Bookmark and Share

0 Response to 'Cinta, Kehidupan, dan Imajinasi'

Posting Komentar

Klik pada masing-masing judul artikel untuk membaca isi artikel selengkapnya....